Friday, February 5, 2021

9th Post: Labeling

Keluargaku sayang.. Apa kabarnya hari ini?
Saat abah nulis, hujan turun deras sekali dan kalian sudah tidur. Pulas, karena dingin mungkin. Entah karena kelelahan. Ada beberapa kejadian mengesankan hari ini. Tentu dengan pelajaran-pelajaran penting. :)

Keluarga ku... manusia hidup dengan berbagai persepsi yang ada di kepalanya. Ada yang mereka sampaikan secara verbal, ada yang berlompat-lompatan saja di kepala mereka. Tapi pasti manusia punya penilaian terhadap sesuatu. Baik penilaian terhadap benda, tingkah laku, termasuk di dalamnya adalah penilaian terhadap manusia yang lain.

Penilaian terhadap manusia lain ini tentu tidak akan terlepas dengan tingkah laku yang pernah dialami. Pengalaman ini jika berulang lebih dari sekali, biasanya membuat orang melekatkan penilaian yang mereka berikan pada orang tersebut. Yap, manusia bisa melekatkan label tertentu pada manusia yang lain.

Satu kali, Abah pernah mengalami labelisasi yang tidak mengenakkan. Abah diremehkan sebagai orang yang tidak bisa menyelesaikan tugas yang dimintakan pada abah untuk bisa dikerjakan waktu kuliah. Tentu saja abah marah, meski tidak berkata-kata.

Singkatnya, saat dilabeli dengan label buruk itu, abah akhirnya membuktikan bahwa abah tidak seperti yang dia labelkan pada abah. Akhirnya teman kuliah abah itu pun minta maaf.

Anak-anak ku, kita tidak bisa lepas dari labelisasi orang lain karena kita tidak bisa mengendalikan pikiran orang lain. Yang kita bisa lakukan adalah melakukan sebaik mungkin yang kita bisa lakukan dan selebihnya ada di luar kuasa kita. Bahkan saat kita sudah melakukan  usaha terbaik yang bisa kita lakukan, bisa jadi labelisasi buruk itu tetap melekat. Jika itu terjadi, maka bersabar dan ikhlas lah.

Kadang dengan labelisasi yang kita miliki, kita akan melakukan "cocokologi" dengan label yang ada di fikiran. Sebagai contoh jika kita tahu ada seseorang yang sering sekali terlambat, maka jika dia terlambat maka bisa jadi akan muncul kata-kata "tuh kan dia mah memang tukang terlambat". Padahal kita tidak tahu hal apa yang membuat dia terlambat saat itu. Bisa jadi dia mengalami ketetapan Allah yang membuat dia terlambat; sakit, kendaraan yang rusak, menolong keluarga menyelesaikan pekerjaannya dan lain sebagainya.

Pesan yang ingin abah sampaikan adalah jangan terburu-buru mengambil kesimpulan dari labelisasi yang kita atau orang lain berikan pada orang lain, karena bisa jadi kita mengambil kesimpulan keliru tentang satu peristiwa atau perilaku.

Selain itu, seandainya kalian dilabeli dengan label buruk (yang melanggar syariat) oleh orang lain, maka keluarlah dari label buruk tersebut, dan buatlah kejutan-kejutan kebaikan untuk mereka. Meskipun begitu, seandainya ada label buruk yang tidak sesuai dengan keadaan kalian, maka bersabarlah, karena bukan pandangan manusia yang kita ingin dapatkan.

Abah sayang kalian~

Image result for bad labeling

No comments:

Post a Comment