Friday, August 21, 2015

4th post: Insomnia

Nak  waktu abah muda dulu abah sering sekali insomnia. Bahkan waktu parah- parah nya abah hampir tiap hari di satu pekan itu abah gak tidur malam. Iya gak tidur sama sekali waktu malam nya. Penyebabnya banyak sebetulnya.  Ada kalanya gara gara kawan di kosan juga sama gak tidur jadi ngajak ngobrol sampe larut malam, kadang karena ada tugas yang dikerjain terlalu mepet sampe malem jadi udah lewat waktu ngantuk nya, kadang juga gara gara main game sih. Hehe

Tapi yang perlu ade tau bahwa kebiasaan insomnia abah kadang akhirnya ada gunanya juga. Waktu jadi supir tour ke jawa sama om om DW misalnya, abah jadi supir tunggal coba. Iya jadi supir perjalanan dari bandungsampe solo,  jogja,  surabaya! 5 hari nonstop nyupir sampe balik lagi ke bandung. Kalo bukan karena kebiasaan tahan gak tidur, mana bisa abah kuat?

Kebiasaan insomnia ini juga berguna waktu kajian kajian malam. Kajian sama ust sharim, kajian sama om ipank, juga waktu rapat GP kami buat tiap malam! Alhamdulillah dengan insomnia yang abah idap semuanya dilalui dengan rasa kantuk yang gak seberapa. Meski di beberapa kesempatan abah gak kuat juga sih. Contohnya waktu mau ke jakarta 14 jam nyasar ke cirua (entah bogor atau cianjur masuk nya).

Nah anakku sayang, abah cuma mau bilang ke ade supaya ade bisa atur pola tidur ade. Abah bukan mau bilang bahwa ade harus insomnia atau sebaliknya: jangan insomnia. Abah mau bilang atur pola tidur ade. Kalaulah ade insomnia -- baik temporer atau dalam waktu lama--jadikan waktu gak tidurnya ade jadi waktu yang produktif nak! JANGAN PERNAH sekalipun saat ade insomnia, ade habiskan waktu dengan maksiat! Naudzubillah! Jadikanlah waktu tidak tidurnya ade sebagaimana para ulama mengurangi waktu tidurnya untuk meningkatkan tsaqafah, atau menulis, atau berdiskusi hal penting, atau menguatkan ikatan dengan orang orang shalih Nak!

Jadilah engkau investasi amal shalih tak terputus kematian untuk ambu dan abah kelak!

عن أبي هريرة رضى الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو علم ينتفع يه أو ولد صالح يدعو له

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah SAW bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim).
Read More »

Monday, July 27, 2015

3rd post: Sederhanakanlah dalam berbicara, nak!

Nak, abah kenal dengan banyak sekali tipe manusia. Abah juga yakin ade juga mengamati tipe-tipe manusia itu. Ada yang begini, ada yang begitu. Ada yang pendiam & bicara seperlunya, ada yang senang sekali bicara. Apa pun bisa dia jadikan topik bicara. Entah itu topik yang menarik buat lawan bicara nya atau pun cuma dia yang heboh sendiri.

Dari tipe-tipe yang kau temui mana yang menjadi tipe-mu abah belum tahu nak. Tentu saja abah belum bisa tau, jangankan mendengarmu berceloteh, rupamu saja abah belum lihat nak! Iya, karena saat abah tulis tulisan ini ade baru berusia 8 minggu di perut ambu. :-D

Meski begitu, kelak, saat ade sudah bisa berbicara dan membaca tulisan ini, abah ingin ade mencamkan beberapa hal tentang komunikasi:

1. Jadilah pendengar yang baik. Karena tak akan lahir seorang pembicara yang baik dan dihormati perkataannya kecuali dia adalah pendengar yang baik. Seandainya engkau sudah jadi pembicara yang banyak orang ingin mendengar mu bersuara, tetaplah pasang telinga mu untuk mendengar nasihat dari siapa pun! Dari junior atau bahkan dari anak kecil sekalipun. Jika tidak, sungguh kau sudah tergelincir ke kubangan sombong. Takut pada Allah dan bertaqwa lah! Buka telingamu lebar-lebar saat nasihat-nasihat dilemparkan atasmu dan ambillah kebenaran itu meski mengusik rasa besarnya diri. Benci dan buanglah rasa jumawa dalam dada meski sebesar dzarrah!

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ. (رواه مسلم)


Sesungguhnya Allah indah dan suka keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. (HR. Muslim)

2. Perhatikanlah, sesungguhnya karena lisan, seseorang bisa terjerumus dalam jurang kebinasaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat berbicara dengan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu,

أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ. قُلْتُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ  كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ  ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.

“Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?”Jawabku: “Iya, wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini”. Aku bertanya,“Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda,“Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shohih)

3. Sederhanalah dalam berlisan, nak! Jangan pernah sekalipun berkata yang tidak benar adanya! Jangan pernah sekalipun menambah atau mengurangi dari hal yang seharusnya, bahkan "sekedar" agar terlontar dari lisanmu kisah yang dramatis. Hendaklah ade berpikir dulu sebelum berbicara. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِى بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِى النَّارِ

Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu tidaklah mengapa, padahal dia akan dilemparkan di neraka sejauh 70 tahun perjalanan karenanya.” (HR. Tirmidzi no. 2484)

Semoga Allah menganugerahkan padamu lisan yang selamat lagi menyelamatkan: terjaga dari menyakiti dan menjadi perantara hidayah bagi saudaramu yang lain!

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat: 33)

Jangan lupa senantiasa berdoa sepertihalnya Nabi Musa As. berdoa yang diabadikan dalam surat Taha:
 
Read More »

Sunday, July 26, 2015

2nd post: Iqra!

Hai nak!
Saat kamu baca ini berapa usia mu? Apa hobi mu? Membaca termasuk di dalam nya kah? Kalau belum, maka jadikanlah membaca salah satu kesukaan mu nak!

kenapa? Karena cerek akan menuangkan apa yang diisikan padanya. Tidak akan menuangkan teh sebuah cerek kecuali telah diisikan air teh. Begitu pula tidak akan menuangkan air kopi sebuah cerek kecuali diisikan kopi padanya.

Bangunlah cinta yang lebih mendalam pada Islam dengan membaca! sepertihalnya para ulama yang tidak pernah lepas dari kitab-kitab dan qolam nya.  Ya! Percayakah engkau bahwa Mereka mencintai buku lebih daripada makanan atau sekedar pakaian mewah? Bahkan ada istri ulama yang cemburu dengan kegandrungan suami nya membaca.

Abah memang bukan pembaca yang baik, namun karena itulah abah menyesal. Abah ingin ade membaca sebagai kesukaan dan kesenangan. Dahulukanlah membaca literatur islam. Lahap lah oleh mu seluruh kitab mutabannat hizbut tahrir! Baca, jadikan ia mengkristal dalam diri, amalkan, lalu dakwahkan lah. Jadilah dirimu pembela diinullah paling tepercaya!

*Ditulis saat virus malas membaca menyerang abah.
Read More »

Tuesday, June 30, 2015

1st post: Kenapa abah buat blog ini

Hi De'!
Assalamu'alaykum!
Ini posting-an pertama Abah mu di blog ini. Ade bingung buat apa abah bikin blog begini? Biar ade' bisa baca nanti setelah ade' bisa baca dan ngerti makna-makna tulisan. emang abah mau ke mana? gak ke mana-mana, soleh.. abah cuma mau memastikan bahwa ade benar-benar "bertemu" dengan abah.

Abah mulai cerita dari profil abah ya. Abah ini adalah orang biasa yang dilahirkan dari keluarga biasa--bukan 'ulama, kiayi, ataupun ustadz--tapi disuasanakan suasana Islam. Uyut entjeng adalah seorang guru yang hingga akhir hayatnya aktif di salah satu masjid di Sumedang. Beliau punya banyak sahabat ustadz, sehingga sedikit banyak dapat banyak masukan yang Islami, termasuk saat beliau mendidik cucu-cucu nya yang diantaranya adalah abah. Dengan suasana seperti itu abah juga alhamdulillah senantiasa tersuasanakan ke suasana Islam. Minimal rasa ingin tahu abah ke Islam mulai terbangun. Karena itu pula lah yang bikin abah pada kelanjutannya belajar tentang Islam, yang kemudian menghantarkan abah memilih ambu sebagai ibu buat anak-anak abah.

Abah mulai terfikir untuk buat blog ini semenjak abah simak video kajian-kajian Ust. Budi Ashari tentang pendidikan anak. Beliau punya pemikiran yang kurang lebih sejalan dengan abah: bahwa sosok ayah itu penting untuk perkembangan anak, bahwa "tidak hadirnya" sosok ayah adalah kesalahan banyak orangtua abad 21. Nah, abah gak mau ade mengalami hal itu. makanya abah mulai ketik tulisan-tulisan. Supaya ade 'ketemu' dengan abah, kalaulah kita pada akhirnya gak ketemu secara fisik, minimal nasihat-nasihat abah di blog ini sampai ke ade. Berbekal doa ini di setiap habis solat, abah berharap Allah mengijabah salahsatu dari ribuan kali doa yang abah lempar ke langit.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا 
(Q.s al furqoon 74)

"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
Read More »

00 Post: The pricious morning present

Malam hari itu kami berbincang sejenak sebelum tidur. Berbincang tentang keturunan dan beberapa hal lainnya. Tidak ada yang terlalu jauh berbeda, hanya berbeda karena malam itu kami ditemani rasa penasaran dan deg-degan karena menunggu sesuatu yang beberapa bulan lalu Allah tunda. 

Pagi itu, suasana yang tidak mungkin kami lupakan. Suasana bahagia saat melihat satu garis tambahan di atas satu garis lainnya. Sujud syukur langsung kami sampaikan pada Sang Maha Pemberi Rizqi karena telah mengabulkan doa yang telah berulang kami sampaikan padaNya.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
(Ali Imran: 38)
Kami ingin engkau sadar betapa kami para orangtua sangat mendoakan anak-anaknya shalih meskipun kami jauh dari kata itu. Kami menginginkan anak-anaknya jadi manusia yang tak membangkang Allah yang telah menganugerahkan kalian pada keluarga kita. Kami juga berusaha dan berdoa bahwa kami layak dijadikan sebagai contoh untuk kalian darah-daging yang kami sayangi.

Begitulah betapa satu garis tambahan di atas 'kertas pengecek' membuat kami berharap banyak. Karena garis itu bukan garis biasa, melainkan garis yang menjadi hadiah berharga di pagi hari.

2015-05-28 05.12.41

Read More »